welcome to my blog

Blog ini berisi segala sesuatu yang berhubungan dengan mesin anda juga dapat berdiskusi dan memberikan kabar terbaru tentang dunia mesin.

Kamis, 09 Desember 2010

Shielded Metal Arc Welding (SMAW)

Torch Brazing

Oxyfuel Gas Cutting (OFC)

Oxyacetylane Welding (OAW)

ALAT POTONG

Alat Potong

    Alat potong untuk kerja bubut komplek sama dengan alat potong
kerja bubut dasar, hanya ditambah beberapa alat potong untuk
bubut ulir, bubut silinder dalam dan pembentukan. Beberapa
tambahan alat potong tersebut antara lain,

    1) Pahat bentuk

    Pahat bentuk digunakan untuk membentuk benda kerja sesuai
bentuk permukaan yang diharapkan, salah satu contohnya
adalah pahat yang ujungnya beradius.
Pahat bentuk yang lain adalah berbentuk pesegi, biasanya untuk
membuat alur pada benda silinder.

                            Gambar 1 : Pahat bentuk radius
    2) Pahat Ulir
    Pahat ulir digunakan untuk membuat ulir, baik ulir tunggal
maupun ganda. Bentuk pahat ulir harus sesuai dengan bentuk
ulir yang diinginkan. Untuk itu diperlukan pengasahan pahat
sesuai dengan mal ulirnya. Pahat ulir tidak mermpunyai sudut
tatal, permukaannya rata dengan ujung beradius sesuai radius
kaki ulir yang besarnya tergantung besar kisar ulirnya. Di bawah
ini ilustrasi pahat ulir segi tiga dan ulir segi empat

Gambar 2 : Pahat ulir segi tiga


Gambar 3 : Pahat ulir segi empat.

3) Pahat dalam
Pahat dalam digunakan untuk membubut bagian dalam silinder
atau membuat lubang sejajar sumbu. Pahat dalam baik untuk
bubut rata maupun ulir memerlukan batang pemegang yang
ukuran diameternya lebih kecil dibanding diameter dalam dari
lubang yang dibuat.


Gambar 4: Pahat dalam

Senin, 06 Desember 2010

Seminar Teknik Industri, “Membangun Sinergi antara Perguruan Tinggi Dengan Dunia Usaha Industri dalam Rangka Globalisasi”

August 5, 2007 by redaksi
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UG, Kamis, (5/7) lalu menyelenggarakan seminar  dengan tema, “Membangun Sinergi antara Perguruan Tinggi Dengan Dunia Usaha Industri dalam Rangka Globalisasi.�? Seminar bertempat di Auditorium Kampus J Kalimalang Bekasi  dan dihadiri oleh mahasiswa Jurusan Teknik Industri  UG, baik yang berasal dari   Kampus J Kalimalang maupun Kampus Depok.

Hadir pada kesempatan tersebut, Rektor UG, Prof.  Dr. E.S. Margianti, SE.MM, Ketua Jurusan Teknik Industri, Dr. Ir Sudaryanto, M.Sc. Pembantu Rektor IV, Dr. Didin Mukodim, MM, para dosen dan tamu undangan lain yang berasal dari dunia Industri yang ada di daerah Bekasi dan sekitarnya. Beberapa perwakilan dari dunia industri yang hadir di antaranya dari  Toyota, IFS,  CNC Otomotif, Yamaha, Panasonic dan lainnya. Seminar dimulai pukul 09.00 dan dibuka secara resmi oleh Rektor UG, Prof. Dr. E.S. Margianti, SE. MM.  Dalam kesempatan memberikan kata sambutan sebelum membuka secara resmi, Rektor  mengatakan, antara dunia perguruan tinggi dengan dunia industri memang terjadi kesenjangan yang nyata.“Untuk itulah, lewat seminar ini kita mencoba mengembangkan Jurusan Teknik Industri UG  agar  mampu menjembatani kesenjangan tersebut,�? ungkap Rektor.Ditambahkan lagi, salah satu  bentuk pengembangan yang hendak diwujudkan oleh Jurusan Teknik Industri adalah bagaimana agar jurusan ini mampu memberikan nilai lebih bagi warga masyarakat di sekitar kampus, khususnya  masyarakat Bekasi maupun Jakarta bagian Timur lainnya.  Hal ini bisa terwujud bila telah terjalin hubungan yang  sinergi antara lulusan perguruan tinggi dengan dunia Industri. Apalagi di Bekasi sendiri juga banyak terdapat industri yang berskala kecil maupun besar.Sementara itu, menurut Ketua Pelaksana seminar, Asep M. Nor, ST. MT, seminar ini diadakah tidak lain adalah untuk  mencari solusi atau benang merah antara dunia industri  sebagai pengguna lulusan  dan perguruan tinggi sebagai pencetak lulusan.
“Selama ini ada hambatan yang nyata antara lulusan perguruan tinggi, khususnya dari jurusan  Teknik Industri  dengan dunia industri itu sendiri,�? ujar Asep.Untuk menghilangkan hambatan itu, kata Asep lagi, Jurusan Teknik Industri UG telah mencoba melakukan pengembangan dan perubahan, terutama dari sisi kurikulum. Saat ini kurikulum yang ada  mengadopsi  kurikulum berbasis kompetensi. Diharapkan, adanya  pengembangan ini dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas sehingga mampu meng-aplikasikan ilmunya di dunia kerja.“Juga lewat seminar ini diharapkan  dapat memperoleh masukan serta solusi agar terjembatani antara lulusan TI UG dengan dunia industri,�? kata Asep lagi.Seminar menghadirkan  empat narasumber dengan moderator Dr.Ir.Hotniar Siringoringo, M.Sc. Masing-masing narasumber adalah; Ir. Taufik  Darwis, M.Kom  dari  PT IFS Solution Indonesia, Ir.Dean Novel, MM, dari  Himpunan Pengusaha Kecil dan Menengah Indonesia (HIPMI), Tiur Rodiali, ST dari  Toyota  yang juga alumni Jurusan TI UG, Dr. Ir. Sudaryanto, M.Sc dari Universitas Gunadarma.
Menurut  Ir. Taufik Darwis, M.Kom, salah satu solusi  untuk menghilangkan kesenjangan atau gap antara perguruan tinggi dan dunia industri  adalah dengan menerapkan pola kerja sama antara kedua belah pihak. Kerja sama dapat diwujudkan dengan konsep magang atau PKL mahasiswa di masing-masing industri. Dengan konsep ini, mahasiswa  dapat mengaplikasikan ilmunya  secara langsung  di dunia industri.“Untuk ini, PT IFS Solution Indonesia siap bekerja sama dengan UG dan memberikan kesempatan kepada  para mahasiswa Jurusan Teknik Industri  untuk magang atau  PKL,�? ujar Taufik yang segera disambut tepuk tengan meriah oleh mahasiswa.Hal yang sama juga dinyatakan Ir, Dean Novel, MM.  Selaku Ketua HIPKI, Dean bahkan mengajak kepada mahasiswa tidak hanya sekadar magang atau PKL di dunia industri, tapi terjun langsung mengelola industri. Hal ini bisa dilakukan dengan  mencoba  bergabung di dalam komunitas Inkubator Bisnis.“Saya rasa di berbagai perguruan tinggi  terdapat komunitas Inkubator Bisnis ini. Di Universitas Gunadarma  juga ada,�? ujar Dean.
Sementara itu, menurut  Dr.Ir.Sudaryanto, M.Sc, sinergi antara PT dengan dunia industri sangat penting untuk diwujudkan. Meski ada perbedaan yang nyata antara  keduanya, namun perlu dicari persamaannya agar  tercipta sinergi.“Ada perubahan paradigma sekarang. Kalau dulu  sifatnya lokal, sekarang sudah berubah global . Karena itu perlu teknik khusus untuk mengantisipasinya,�? ujarnya.Seminar pun berakhir pukul  13.30 dan ditutup secara resmi oleh Purek IV, Dr. Didin Mukodim, MM